Oleh: Zia Ul Haq, M.Pd.

Ada beragam metode pengenalan bakat bawaan anak. Bahkan banyak ahli yang sudah bikin tes berbayar untuk membaca bakat seakurat mungkin. Tapi ada lho cara yang paling gampang, dan bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dimanapun, gratis.

Yaitu: pengamatan dan komunikasi. Mengenali dengan cara mengamati kebiasaan anak dan aktif berkomunikasi dengan mereka.

Loh, kok gampang gitu? Ya emang gampang. Tapi asal tahu saja, banyak orang tua dan guru yang belum tentu kober untuk melakukannya. Banyak orang tua yang tidak pernah mengamati, atau susah berkomunikasi dengan anak. Sangkin sibuknya.

Ada satu video eksperimen sosial yang sangat menyentuh, buatan stasiun televisi luar. Yakni anak-anak diwawancarai tentang apa saja kesukaan dan ketidaksukaan mereka. Pihak TV juga mewawancarai orang tua dan pengasuh anak-anaknya secara terpisah dengan pertanyaan yang sama. Setelah disandingkan, ternyata jawaban pengasuh bisa sesuai dengan jawaban anak-anak. Sedangkan jawaban orang tua melenceng jauh.

Bagian paling menyentuh adalah ketika anak-anak ditanya; apa yang kalian inginkan dari orang tua? Ada yang menjawab: ingin makan bareng ibu bapaknya. Ada juga yang berkata: ingin tidur dipeluk bapaknya lagi kayak waktu kecil. Mendengar jawaban itu, para orang tua menangis, sebab selama ini mereka merasa sudah membersamai anak-anak dan memenuhi kebutuhannya.

Orang tua yang sibuk bekerja dari pagi sampai petang, misalnya, tentu tidak bisa mengamati anaknya secara utuh. Pun para guru yang hanya ketemu anak-anak beberapa jam saat di sekolah, tidak tahu kegemaran mereka saat di rumah. Maka kolaborasi antara orang tua dan guru (atau pengasuh) sangat vital jika betul-betul ingin memahami anak.

Hasil pengamatan pengasuh dan orang tua di rumah serta guru di sekolah bisa dipadu-padankan dalam momen "Parenting Class". Saya kerap usulkan kepada sekolah-sekolah yang menggelar "Parenting Class", jangan hanya membuat acara berisi penyampaian materi tentang pengasuhan. Tetapi agendakan juga dalam "Parenting Class" itu ngobrol santai antara guru dengan orang tua tentang anak-anak.

Lalu bagaimana cara mengamati dan komunikasi dengan anak? Ya tinggal gunakan indera yang sudah Gusti Allah anugerahkan kepada Anda. Lihat dan dengarkan, sentuh dan ucapkan.

Terakhir. Perlu kita sadari bahwa pengamatan dan komunikasi butuh kehadiran, jiwa dan raga. Anda tidak akan bisa mengamati dengan baik, tidak akan bisa berkomunikasi dengan apik, jika pikiran Anda masih di kantor, di sawah, di pasar. Tanpa kehadiran, kebersamaan yang terjadi hanya basa-basi.

Padahal yang dibutuhkan oleh anak-anak dari orang tuanya, oleh rakyat dari pemimpinnya, oleh umat dari pemukanya, adalah kehadiran.

Oiya, kemarin saya buat PDF tentang sembilan jenis kecerdasan, plus formulir pengamatan sederhana. Silakan bisa unduh di sini: EBOOK MENGENALI BAKAT ANAK